Jika dilihat dari asal katanya, dinamika memiliki arti
tenaga/kekuatan yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri
secara memadai terhadap setiap keadaan keadaan. Sedangkan organisasi merupakan
kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi
yang intensif dan mempunyai tujuan bersama.
Dengan demikian dinamika organisasi merupakan sebuah konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah. Selaian itu, Dinamika Organisasi adalah suatu organisasi yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami.
Dengan demikian dinamika organisasi merupakan sebuah konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah. Selaian itu, Dinamika Organisasi adalah suatu organisasi yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami.
A. Dinamika Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti
saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses
sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya. Konflik adalah perbedaan
pendapat antara anggota satu dengan yang lain akibat kurangnya komunikasi di
dalam organisasi. Konflik Organisasi (organizational conflict) adalah ketidaksesuaian
antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok organisasi yang timbul
karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya- sumber daya
yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan atau kenyataan bahwa mereka
mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai dan persepsi.Konflik dapat
menimbulkan bermacam-macam dinamika perilaku berorganisasi.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang
dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya
adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat,
keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan di bawa sertanya ciri-ciri individual
dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap
masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik
antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan
hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
B. Jenis dan Sumber Konflik
Berikut ini adalah lima jenis konflik dalam kehidupan
organisasi, yaitu : Konflik Intrapersonal, Konflik Interpersonal, Konflik Antar Individu dan Kelompok, Konflik Antar Kelompok dan Konflik Antar Organisasi.
1. Konflik Intrapersonal
Adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik
terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan
yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus. Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang itu
biasanya terdapat hal-hal sebagai berikut :
- Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing.
- Beraneka macam cara yang berbeda yang mendorong peranan-peranan dan kebutuhan-kebutuhan itu terlahirkan.
- Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan dan tujuan.
- Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi tujuan-tujuan yang diinginkan.
Hal-hal di atas dalam proses adaptasi seseorang terhadap
lingkungannya acapkali menimbulkan konflik. Kalau konflik dibiarkan maka akan
menimbulkan keadaan yang tidak menyenangkan.
Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :
- Konflik pendekatan-pendekatan. Contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik.
- Konflik pendekatan-penghindaran. Contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama menyulitkan.
- Konflik penghindaran-penghindaran. Contohnya orang yang dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.
2. Konflik Interpersonal
Adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena
pertentangan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua
orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat
penting dalam perilaku organisasi. Karena konflik semacam ini akan
melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan
mempengaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.
3. Konflik Antar Individu-individu dan Kelompok-kelompok
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu
menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka
oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang
individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma
produktivitas kelompok dimana ia berada.
4. Konflik Antara Kelompok Dalam Organisasi Yang Sama
Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di
dalam organisasi-organisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja –
manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok.\
5. Konflik Antara Organisasi
Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan
negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya
disebut dengan persaingan. Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata
telah menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru
dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih
efisien.
Sumber atau Penyebab Terjadinya Konflik
- Suatu situasi dimana tujuan-tujuan tidak sesuai.
- Keberadaan peralatan-peralatan yang tidak cocok atau alokasi-alokasi sumber daya yang tidak sesuai.
- Suatu masalah yang tidak tepatan status.
- Perbedaan pandangan.
- Adanya aspirasi yang tidak ditampung.
C. Strategi Penyelesaian Konflik
Mengendalikan konflik berarti menjaga tingakat konflik yang
kondusif bagi perkembangan organisasi sehingga dapat berfungsi untuk menjamin
efektivitas dan dinamika organisasi yang optimal. Namun bila konflik telah
terlalu besar dan disfungsional, maka konflik perlu diturunkan intensitasnya,
antara lain dengan cara :
- Mempertegas atau menciptakan tujuan bersama. Perlunya dikembangkan tujuan kolektif di antara dua atau lebih unit kerja yang dirasakan bersama dan tidak bisa dicapai suatu unit kerja saja.
- Meminimalkan kondisi ketidak-tergantungan. Menghindari terjadinya eksklusivisme diatara unit-unit kerja melalui kerjasama yang sinergis serta membentuk koordinator dari dua atau lebih unit kerja.
- Memperbesar sumber-sumber organisasi seperti : menambah fasilitas kerja, tenaga serta anggaran sehingga mencukupi kebutuhan semua unit kerja.
- Membentuk forum bersama untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah bersama. Pihak-pihak yang berselisih membahas sebab-sebab konflik dan memecahkan permasalahannya atas dasar kepentingan yang sama.
D. Motivasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah,
dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam
definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.Dalam hubungan antara
motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan dengan seberapa giat
seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja
yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan
organisasi.
Motivasi merupakan masalah yang kompleks dalam organisasi
karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi adalah berbeda-beda.
Dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula. Motivasi dapat
ditimbulkan baik oleh faktor internal maupun eksternal tergantung darimana
suatu kegiatan dimulai. Kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang
akan menimbulkan motivasi internal. Begitu juga dalam suatu organisasi, setiap
individu akan mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berbeda dan unik.
E. Teori Motivasi
Ada tiga motivasi utama yang sering diajukan, yaitu :
1. Model Tradisional
Sering disebut model klasik, dicetuskan oleh Frederick
Winslow Taylor. Model ini menyatakan bahwa motivasi pada seseorang hanya dipandang
dari sudut pemenuhan kebutuhan fisik atau biologis saja. Khususnya untuk
pekerja hanya dapat dimotivasi dengan imbalan uang.
2. Model Human Relation
Diartikan sebagai model hubungan manusiawi dengan penekanan
pada kontak sosial merupakan kebutuhan bagi manusia yang bekerja dalam suatu
organisasi.. Model ini dicetuskan oleh Elton Mayo sebagai akibat kejenuhan
karyawan dalam melakukan pekerjaan yang sama secara berulang. Elton Mayo
menekankan pada pentingnya pengakuan atau penghargaan terhadap kebutuhan sosial
pekerja.
3. Model Sumberdaya Manusia
Dengan penekanan pada motivasi tidak hanya oleh masalah
pemenuhan kebutuhan biologis saja akan tetapi juga kebutuhan
mendapatkan kepuasan.
1. Teori Hierarki Kebutuhan
Menurut Maslow didalam diri
setiap manusia ada lima jenjang kebutuhan, yaitu:
- Faali (fisiologis)
- Keamanan, keselamatan dan perlindungan
- Sosial, kasih saying, rasa dimiliki
- Penghargaan, rasa hormat internal seperti harga diri, prestasi
- Aktualisasi-diri, dorongan untuk menjadi apa yang mampu ia menjadi.
Jadi jika seorang pimpinan ingin memotivasi seseorang,
menurut Maslow, pimpinan perlu memahami sedang berada pada anak tangga manakah
bawahan dan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu atau kebutuhan
dia atas tingkat itu.
2. Teori X dan Y
Teori yang dikemukakan oleh Douglas
McGregor yang menyatakan bahwa dua pandangan yang jelas berbeda mengenai
manusia, pada dasarnya satu negative (teori X) yang mengandaikan bahwa
kebutuhan order rendah mendominasi individu, dan yang lain positif (teori Y)
bahwa kebutuhan order tinggi mendominasi individu.
3. Teori Motivasi – Higiene
Dikemukakan oleh psikolog
Frederick Herzberg, yang mengembangkan teori kepuasan yang disebut teori dua
faktor tentang motivasi. Dua factor itu dinamakan factor yang membuat orang
merasa tidak puas atau factor-faktor motivator iklim baik atau
ekstrinsik-intrinsik tergantung dari orang yang membahas teori tersebut.
Faktor-faktor dari rangkaian ini disebut pemuas atau motivator yang meliputi:
- Prestasi (achievement)
- Pengakuan (recognition)
- Tanggung Jawab (responsibility)
- Kemajuan (advancement)
- Pekerjaan itu sendiri ( the work itself)
- Kemungkinan berkembang (the possibility of growth)
4. Teori kebutuhan McClelland
Teori ini memfokuskan pada
tiga kebutuhan :
- Prestasi (achievement)
- Kekuasaan (power)
- Afiliasi (pertalian)
5. Teori Harapan
Victor Vroom, teori ini beragumen bahwa
kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu
bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti
oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi
individu tersebut. Teori pengharapan mengatakan seorang karyawan dimotivasi
untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar
kesuatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong
ganjaran-ganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi
dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi karyawan tersebut.
6. Teori Keadilan
Teori motivasi ini didasarkan pada asumsi
bahwa orang-orang dimotivasi oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil
dalam pekerjaan, individu bekerja untuk mendapat tukaran imbalan dari
organisasi.
7. Teori Penguatan
Teori ini tidak menggunakan konsep suatu
motive atau proses motivasi. Sebaliknya teori ini menjelaskan bagaimana
konsekuensi perilaku dimasa yang lalu mempengaruhi tindakan dimasa yang akan
dating dalam proses pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar