Minggu, 24 November 2013

Organisai Proyek Dan Matrik

Organisasi proyek matriks merupakan suatu organisasi proyek yang melekat pada divisi fungsional suatu organisasi induk. Pada dasarnya organisasi ini merupakan penggabungan kelebihan yang terdapat dalam organisasi fungsional dan organisasi proyek khusus.

Misalnya, organisasi selain dibagi menurut divisi, juga ditetapkan suatu organisasi baru semacam proyek akan ditugasi khusus dengan orang-orang yang berasal dari sejumlah divisi.

Struktur Organisasi Proyek
Menyangkut pembentukan tim-tim, spesialis untuk mencapai tujuan khusus. Di sini manajer proyek mempunyai wewenang lini memimpin para anggota tim selama jangka waktu proyek , jika telah selesai maka tim dibubarkan dan masing-masing anggota kembali ke departemennya masing-masing. Kalau ada proyek baru maka mereka ditarik kembali.

Struktur Organisasi Matriks 
Pada prinsipnya sama dengan sistem proyek, tapi disini para karyawan mempunyai dua atasan, yang tentunya berada di dua wewenang. Rantai perintah pertama yaitu fungsional, yang wewenangnya mengalir secara vertical. Kedua yaitu rantai perintah lateral atau horisontal, wewenangnya melintasi departemen yang dilaksanakan oleh manajer proyek, sehingga menyerupai matrik dalam lalu lintas aliran wewenang.

Adapun beberapa kekurangan yang terdapat dalam bentuk organisasi proyek ini antara lain manajer proyek tidak dapat mengambil keputusan mengenai pelaksanaan pekerjaan dan kebutuhan personil karena keputusan tersebut merupakan wewenang dari pada departemen lain, terdapat tingkat ketergantungan yang tinggi antara proyek dan organisasi lain pendukung proyek serta terdapat dua jalur pelaporan bagi personil proyek karena personil proyek berada dibahwah komando pimpinan proyek dan departemen fungsional.

Kebaikan :
  1. Memaksimumkan efisiensi penggunaan manajer fungsional.
  2. Mengembangkan ketrampilan dan kreatifitas karyawan serta fleksibilitas kepada organisasi.
  3. Melibatkan motivasi dan menantang karyawan serta memperluas pandangan manajemen terhadap masalah strategi perusahaan yang akhirnya membebaskan manajemen puncak untuk perencanaan.
  4. Menstimulasi kerja sama antar disiplin dan mempermudah kegiatan perusahaan dan orientasi proyek.
  5. Mampu mengombinasi kelebihan pola fungsional dan divisional.
  6. Menekankan pada teknik dan pasar.
  7. Memerlukan sejumlah manager yang mampu menangani personil bidang teknik dan pemasaran
Kelemahan :
  1. Adanya pertanggungjawaban ganda dan kebijaksanaan yang kontradiktif.
  2. Memerlukan koordinasi vertikal dan horisontal.
  3. Memerlukan lebih banyak ketrampilan antar pribadi.
  4. Menimbulkan resiko timbulnya perasaan anarki.
  5. Sangat mahal untuk di implementasikan.
  6. Mendorong pertentangan kekuasaan dan lebih mengarah perdebatan daripada kegiatan.
  7. Sangat mahal.
  8. Kesatuan komando bisa hilang karena individu memiliki lebih dari satu supervisor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar