Kala
kepadanya dia mengarahkan tatapan matanya
Aku
seolah bisu oleh tatapannya
Kala
kepada seseorang ia berbicara
Kurasakan
ketentraman luar biasa
Sungguh
cintanya kepadaku
Serupa
tamu yang tahu getar-getar jiwaku
Tubuhku
layaknya jamuan makanan
Dan
darahku adalah minumannya
Dia
yang tahan segala cobaan
Begitu
yakin kemuliaan akan datang menjelang
Dia
terus bertahan dan terus bertahan
Meskipun
langit menghujaninya kobaran api mematikan
Dia
yang suka berkeluhkesah penuh kejengkelan
Kesenangan
melahirkan kemalasan
Sedikitnya
kenikmatan dia anggap siksaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar